Parno March 9, 2010
Posted by sejenaksaja in Uncategorized.trackback
Hari sabtu yg lalu , aku dan beberapa teman kantor jalan2 disebuah Mall di Kuta
singkat cerita
setelah capek berkeliling , kami pun beristirahat di Es Teler
sambil menunggu pesanan , tiba2 salah seorang temanku nyeletuk ” eh des, dibelakang mu tuh.. ”
langsung saja aku menoleh ke sofa belakang meja kami
tampaklah seorang pria , memakai baju hitam, celana hitam, membawa tas ransel yg terlihat penuh dengan isi , sedang duduk2 membaca menu .
sontak saja kami berempat kaget , darah berdesir, degdegan , Parno ..
kami berpikir , kalau2 orang itu adalah TERORIS.. hiyyy
duh.. pokoknya parno habis dech.. pengen cepet2 pergi..
lalu kami sepakat untuk tidak terlalu paranoid , dan tidak berpikir negatif terhadap orang tersebut
sambil tetap berbisik2 , mencoba mengalihkan pembicaraan ke topik yg lain
p.sΒ Hidup dan Mati memang di tangan TUHAN
dan aku yakin , sebagian besar orangΒ pasti tau alasan apa yg paling membuat diri menjadi takut untuk Mati secara tidak wajar
Mungkin sebaiknya kita tidak boleh menilai orang dari penampilannya dahulu( seperti kami waktu itu ), tapi tetaplah waspada terhadap hal2 yg mencurigakan di sekitar kita
jadi teroris itu pake baju item pake ransel + jenggotan yah? heheheh
fanz : heheh ya seperti yg di tipi2 itu lohh.. π
waduh….berarti saya juga bisa dicurigai nih..suka bawa ransel segede bagong..+_+
oia, salam kenal π
hhohohoho, ngga juga , kebetulan gayanya mirip seperti dulu yg ada di tipi2 itu π
btw link mu kok ga ada GUng?
Wah, saya bisa mengerti rasa takutnya… π¦
Mungkin saya juga bakalan curiga, meskipun ga sampe parno… π
hehehhe aku dua duanya Sop…
Setuju ibu …
tidak boleh menilai orang dari penampilannya saja …
namun demikian …
kewaspadaan juga tidak boleh lengah …
Salam saya Ibu …
wah, ini mirip cerita adiknya ummu daffa yang dikira preman karena penampilannya yang sama dengan preman, hehehe…
nggak tahunya dia seorang wartawan???
penampilanmemang terkadang memberikan kesan pertama yang berbeda dengan yang sesungguhnya
bisa jd, dr bbrp pengalaman belakangan ini para teroris akan mengubah penampilannya menjadi klimis π
**bgmn pun bersikap lbh waspada mmg jauh lebih baik
aneh juga ya, seharusnya sekali kali penjahat dong yang ditakut takuti. Masa orang baik melulu? π
Kalau orang baik ditakut-takuti dengan beribu-ribu hal yang harus di-paranoid-kan (sehingga hidup malah tidak jadi tenang)
Sekali-kali, penjahat yang ditakut-takuti. Misalnya, “waspadalah hukuman untuk tindak kejahatan”
hm… mungkin memang tetap harus waspada yah, tapi kalau terlalu parno juga sepertinya merepotkan. berdoa saja agar parnonya gak kejadian.
tetap waspada, itulah mungkin cara yang terbaik
iya juga, saya pernah suudzon sama orang yang berjubah dan melilitkan surban di kepala jalan-jalan di mall saya curiga dia teroris soalnya gak biasa, padahal mungkin beliau itu ada keperluan.