jump to navigation

Berpaling ke dalam diri, Tak perlu mencari ke luar diri April 14, 2010

Posted by sejenaksaja in Uncategorized.
trackback

aku ingat beberapa waktu lalu aku membaca sebuah buku

isinya kurang lebih seperti ini :

jika keindahan kodrati manusia tidak berpancar, di manakah kemuliaan kehidupan? , jika hidup tak lagi bermakna, maka manusia hanyalah bagaikan seonggok daging yg bergerak

yang mengakibatkan hidup manusia menjadi hambar, bahkan jatuh pada pemuasan nafsu indrawi , seperti sibuk mencari santapan lezat, pakaian bermerek, hidup mewah , dsb

kepedihan terbesar umat manusia bersumber dari pemutar balikkan antara hal utama dan sebaliknya

manusia beranggapan bahwa kekuasaan, kedudukan, status dan kekayaan lebih penting daripada kehidupan itu sendiri .

inilah sumber dari terjadinya pertikaian yg tak kunjung reda, dan penyebab terjadinya penganiyayaan antar manusia

sebaliknya ,

Jika keindahan kodrati manusia berpancar , walau setiap harinya yg disantap hanya nasi putih dans egelas air , jiwa akan tetap bahagia

dan apakah keindahan pancaran kodrati manusia itu ??

bukan.. bukanlah kecantikan , kekayaan ataupun kekuasaan

janganlah menghina diri , atau rendah diri karna buruk rupa,berpenampilan kurang ideal, bodoh, ataupun miskin, karna sikap demikian adalah suatu penghinaan kita terhadap ORANG TUA yg melahirkan kita .

melainkan HANYALAH :

mendatangkan berkah dan kebahagiaan untuk orang di sekitarmuΒ  ( membuat orang sekitarmu merasa senang )

*** sudahkah kita membuat banyak orang merasa senang oleh kita Hari ini..??? * Tersenyumlah.. Tersenyumlahh…

Comments»

1. tukangpoto - April 14, 2010

Mbak Dec,kadang keseharian bisa menyeret kita untuk terus bergumul dengan keduniawian, apalagi secara tidak sadar kita selalu didesak untuk memenuhi kebutuhan hidup yang padahal tanpanya kita tetap bisa hidup.

Mungkin sesekali kita memang harus menyingkir untuk kembali memaknai apa tujuan hidup kita yang sebenarnya.

Makasih atas sharingnya.

sejenaksaja - April 14, 2010

Tukang poto : iya mas, paling tidak kita sudah berusaha memaknai hidup kita yg sebenarnya πŸ™‚

2. didot - April 14, 2010

banyak manusia mencari keluar dirinya,padahal sesungguhnya yg dicari ada di dalam dirinya sendiri. materi sebanyak apapun bukan jaminan kebahagiaan,karena kebahagiaan sejatinya ada dalam diri kita masing2,kita tinggal memutuskan saja

very inspiring short article

nice to know you,ditunggu kunjungannya ke rumah saya πŸ™‚

sejenaksaja - April 14, 2010

didot : terimakasih juga sudah mampir , btw , aku sering loh berkunjung ke blog mu .. πŸ™‚

didot - April 14, 2010

oh ya? apa gak pernah ninggalin jejak ya?? hihihi

salah satu silent readerkah? πŸ˜€

sejenaksaja - April 16, 2010

didot : yup ,a ku suka blogwalking kemana mana, menclok ke tempatmu.. ( emangnya burung .. menclok..) tapi aku pernah kok ninggalin jejak kesanaa.. πŸ˜‰

3. Abu Ghalib - April 14, 2010

tulisan mba desi kali ini sangat inspiratif
mengenal diri sendiri itu penting, bahkan harus
karena dari sinilah kita bisa mengerti dan menentukan tujuan hidup yg sesungguhnya.

sejenaksaja - April 14, 2010

Abu : πŸ™‚ tks mas.. jarang2 aku bisa begini hihihihi πŸ˜›

4. yanrmhd - April 14, 2010

apa yg kita perbuat akan kembali pada kita sendiri…
maka berbagilah kebaikan dgn sesama maka kebaikan pula
yg akan di terima…

smangat!!! dlm kebaikan..
salam,, πŸ˜€

5. Asop - April 15, 2010

Harus melawak dong. πŸ˜€

6. mikha_v - May 7, 2010

Hal utama itu untuk bertahan hidup hanya makanan, minuman, rumah, dan pakaian. Satu lagi, kerohanian.

Tapi itulah zaman industri sekarang. Melalui marketing & advertisement nya, mereka pintar banget “menciptakan kebutuhan”.

Sehingga kebutuhan bukan lagi karena memang benar2 butuh, melainkan sudah diciptakan.


Leave a comment